Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

May 13, 2014

Fair

Semakin mendekati pemilihan presiden, semakin banyak opini – opini public, ataupun kabar burung yang beredar di berbagai media, tentang calon A, calon B, calon C, dan seterusnya. Mulai dari kabar lucu, sampai kabar yang aneh. Dan yang terakhir saya baca adalah artikel tentang status orangtua/keluarga salah satu calon presiden.
Sebut saja namanya Budi (bukan nama sebenarnya), nah di artikel itu disebutkan bahwa orangtua si budi beragama ‘x’ lah, ayahnya gak jelas lah, bahkan yang lucu, dan dibahas, ibunya si capres Budi yang gak mau nyebutin siapa ayahnya si Budi. Dan karena serentetan itu, maka si Budi tidak layak untuk dipilih jadi presiden. Loh.
Terlepas dari isu agama, yang saya highlight disini adalah, betapa tidak bijaksananya kita apabila hanya karena orangtuanya yang tidak jelas, orangtuanya yang buruk, lalu dengan serta merta mendiskreditkan seseorang, mem-vonis seseorang tidak baik, tidak capable, dan sebagainya. Bukan, saya bukan pendukung si capres Budi kok, yang saya bicarakan saat ini sudah diluar gossip tentang capres tersebut.
Kadang, ada orang, mungkin, tidak seberuntung yang lain, memiliki orangtua yang –dianggap- kurang baik. Ada orang yang tidak seberuntung yang lain, tidak jelas orang tuanya. Ada orang yang terlahir dari orangtua yang minim pendidikan. Ada orang yang lahir dari orangtua yang harus berpisah sejak ia kecil. Ada orang yang terlahir dari orangtua yang tidak saling mengakui satu sama lain. Ada orang yang lahir dari orangtua yang tidak menginginkan dia. Ada orang yang tidak seberuntung yang lain, yang bahkan ia tidak pernah mengenal siapa orangtuanya. Lantas, apakah kita bisa serta merta mem-vonis seseorang tersebut tidak baik? Tidak capable? Tidak berkualitas?
Apakah ia pernah meminta untuk terlahir dari orangtua yang seperti itu? Rasanya tidak. Tidak ada anak yang ‘request’ untuk lahir di tengah orangtua yang seperti apa.
Belajarlah untuk lebih fair dalam menilai seseorang. Kenali seseorang dari diri dan kapasitas orang itu sendiri. Don’t judge people unless you stand right on their shoes.