Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

April 26, 2013

Why Being in Your 20s is Awesome



By Ryan O'Connell    

I know I talk crap on being a twentysomething but I’m only half-kidding. In actuality, there’s no age I’d rather be. (Besides maybe seven years old because they don’t do anything besides eat ice cream and poop themselves. That sounds like an ideal life to be completely honest.)  

Being in your twenties is all about discovering which things hurt you and what makes you feel good. You go in blindly, practically pricking yourself with a dull blade, and then you walk out with tougher skin. One day you’ll stop pricking yourself altogether. Maybe. I don’t know. How would I? I’m just a twentysomething, remember?  
This is what your twenties are for — to feel and see as much as you can, to take advantage of not being tied down to anything and anyone and to go balls to the wall with everything that you do. You’re a raw nerve. You hate getting upset over little things, about being constantly unraveled by ignored text messages, parents, grades, and friends, but you have to remember something: you don’t know yourself entirely yet. Before the age of 20, you were mostly under your parents care, a reflection of what was going on around you. You didn’t have the option to make your own choices. You were merely living the life someone set out for you. Being in your twenties allows you to start carving out the life you want for yourself. Everything is on your terms now which seems daunting but is actually liberating. For the first time in your life you’re the boss.  

It’s important to talk about why your twenties are great because it seems like we spend so much of our time wanting to be somewhere else other than where we are. Think about it. This is a luxury. It’s going to leave us eventually so you better freaking enjoy it. Youth is fu**ing magic. Don’t you get it? Look at your skin! Touch it. Look at your smooth legs and stomach. Grab it. When you’re older, you’ll want all of this again so bad. You’ll possibly spend so much money to get some semblance of it back. Now it’s yours for free. 

We’re not stuck. Even if it feels like we are, it’s not true. We’re the opposite of stuck. As twentysomethings, we’re constantly moving — apartments, relationship, cities, jobs. Anything is possible. People are ready for you. They want to hear what you have to say. They look at you and are curious about what words are going to come out of your mouth. You’re the new generation. What do you have to say? Don’t bite your tongue. One day you’ll be pushed aside for a younger “fresher” perspective so you better get it out now. 

Make a mark. Make a stain. Make something.   I want to remember the fear, I want to remember the promise, I want to remember the nights I wanted to curl up in a ball, I want to remember the people I’m not supposed to remember, I want to remember not knowing myself, I want to remember the moment I started to feel safe and like this life I’m leading is really mine. 

I’m going to be scared, I’m going to bruise my knees and not know how they got there, I’m going to try to fruitlessly forge a connection with someone who won’t ever get it, I’m going to lose the person that means the most to me and find my way back to them. I’m going to be a twentysomething because that’s what I am and all I know how to be. And you should too. You should love every single moment of this hot mess of a decade. Chances are you’ll miss it before you even get to say “I’m 30.”

---
 Uuyeaaahhh! 

April 25, 2013

Etos

Everyone must have something that gives a big memories yet influences into their life. It maybe changes the way of life, puts a big impact, or even just lays a small spot 

Pagi ini saya dikabarkan dengan kekalahan tim Barca saat bertemu dengan Bayern. Kekalahan yang cukup telak, katanya. Barca yang selama ini begitu dipuja dan dianggap tim terbaik pun akhir nya harus bertekuk lutut di depan Bayer. 4-0. Dunia twitter pun seru dan heboh paginya 

Hal pertama yang saya ambil dari kejadian ini adalah, pertama, yang biasanya diatas, bukan berarti gak akan mungkin jatuh, segala sesuatu ada 'giliran' masing-masing. Yang kedua, saya kebayang aja gimana persiapan tim Bayern saat akan bertanding melawan Barca ini. Persiapan yang ekstra matang, dugaan saya. There must be an enermous preparation. Dan untuk ini saya ga terlalu heran sih kalaupun akhirnya Bayern menang. Etos kerja dan disiplin. It's Germany. Saya cukup tau gimana etos kerja dan disiplin orang-orangnya. 

Germany dan etos kerja + disiplinnya adalah poin yang satu paket.  

Salah satu mata  kuliah yang memberi big impact dalam hidup saya adalah Kapita Selekta Pemboran. Mata kuliah yang saya ambil selama satu semester, itu berkesan banget. Gimana gak berkesan, selama kuliah, okay, mungkin lima minggu pertama, hampir disetiap pertemuan yang dilangsungkan dua kali dalam seminggu itu,nangis. Haha ini bukan pelajaran drama ataupun sastra yang sedang mengupas tentang cinta, tapi.. 

Disini sama sekali saya tidak bermaksud menjelekkan atau menganggap itu negatif. Malah saya sangan bersyukur pernah mengambil mata kuliah ini. Sangat berterima kasih. Sangat senang. Sangat berkesan. Di mata kuliah ini, diajar oleh seorang dosen muda yang menjadi panutan saya. Beliau tegas, tapi asik. Cerdas dan kritis. Dan gaul. Dosen muda yang S1 nya di perminyakan ITB, dan S2, S3 nya di German.  
Disini seperti menjadi titik balik, atau, let say, pecutan buat saya, bahwa adalah penting itu kedisiplinan. Kerja keras. Etos kerja. Tidak menunda. Menghargai waktu.  

Ini emang salah satu kuliah pilihan, jadi sebenernya tidak wajib. Buat anak minyak yang interest-nya di dunia pemboran, rasanya kurang afdhol kalau ga ngambil mata kuliah ini. Kuliahnya di(h)ajar langsung oleh sang dosen muda idola saya. Diawal-awal perkuliahan, saya yang biasa santai, pemalas, tidak teliti dan kurang disiplin, 'kaget' dengan atmosfer kelas. Kelas tegang! Hahaha  

Saat itu rasanya kuliah seperti 'uji nyali'. Setiap kali pertemuan kami selalu membahas kasus - kasus yang terjadi di dunia teknologi pemboran. Pemboran minyak ya. Bukan pemboran air sumur. Hehe.. Kami dijejali dengan tons of assignments yang deadlinenya unik; misalnya harus dikumpul via email pukul 02.00 am. Read that: nol-dua-nol-nol malam. Dan itu harus 02.00 exact. Lewat satu menit? Well,hmmm ;p  Disini kami belajar tepat waktu. Menghargai waktu bukan saja berarti kami menghargai diri sendiri tapi juga berarti menghargai orang lain. 

Ada juga saat itu saya sedang tidak enak badan, lalu schedule kami hari itu adalah presentasi kasus yang memang sebelumnya sudah dibagi masing-masing. Saat itu beliau menunjuk saya untuk maju presentasi. Kemudian karena ngerasa ga enak badan (sebenernya pusing doang sih) dan takut hasilnya ga maksimal, saya bilang ke dosennya", maaf mas, saya sedang tidak enak badan, jadi mungkin yang lain saja dulu yang maju.."  Daaannn.. saya memperoleh 'wejangan' bahwa untuk menjadi orang sukses, no excuse, selagi ada kesempatan, mencoba adalah wajib. Dengan segenap kemampuan yang ada. Kalau pun hasilnya tidak maksimal, itu tidak masalah. Poin yang berharga adalah our eager to try. Our comitment to fight. (translated and edited) 
Mendapat wejangan seperti itu, saya seperti 'tersadarkan'. Dan diakhir kelas, saya temui beliau dan mengucapkan terimakasih yang amat sangat. 

Di hari lain, kami ditugaskan untuk membuat paper dengan standar international. Ya. Paper-dengan-standar-international. Paginya dikelas, paper kita pun dikumpul. Dicek satu persatu. Dan, you know, nasib paper kami adalah: ada yang disisihkan disamping, melayang ke udara, dicorat-coret dalam bahasa Germany, dsb. Sangat jauh dari kriteria international! Olala.. pait..pait... Tapi apa? disitu kami belajar bahwa dalam menciptakan sesuatu, membuat sesuatu, melakukan sesuatu, do the best. Give the best. Apabila melakukan sesuatu, maka lakukanlah dengan sepenuhnya. Do excellence. Push your self into the limit. No matter what it takes.
Di kelas, sang dosen juga selalu menceritakan kami tentang betapa orang di luar sana, terutama di Germany, disiplin. Bikin paper atau thesis, nyaris sempurna. Kerja keras. Dan mental baja.
 
Yah. Overall. Walalupun kelasnya serasa uji nyali, adu lari. Tapi saya berterima kasih atas segala pengajaran dan pelajaran di dalamnya. Tentang mental yang harus kuat, apalagi di dunia pemboran, mental kuat adalah syarat utama. Tentang disiplin. Kerja keras, kerja sempurna. Tentang harus siap sedia di kondisi dan saat apapun. Tentang wawasan yang harus luas. Tentang komitmen. Tentang profesionalitas. 

Dan pelajaran itu akan tetap saya bawa, entah sampai kapan.