Everyone must have something that gives a big memories yet influences into their life. It maybe changes the way of life, puts a big impact, or even just lays a small spot.
Pagi ini saya dikabarkan dengan kekalahan tim Barca saat bertemu dengan Bayern. Kekalahan yang cukup telak, katanya. Barca yang selama ini begitu dipuja dan dianggap tim terbaik pun akhir nya harus bertekuk lutut di depan Bayer. 4-0. Dunia twitter pun seru dan heboh paginya.
Hal pertama yang saya ambil dari kejadian ini adalah, pertama, yang biasanya diatas, bukan berarti gak akan mungkin jatuh, segala sesuatu ada 'giliran' masing-masing. Yang kedua, saya kebayang aja gimana persiapan tim Bayern saat akan bertanding melawan Barca ini. Persiapan yang ekstra matang, dugaan saya. There must be an enermous preparation. Dan untuk ini saya ga terlalu heran sih kalaupun akhirnya Bayern menang. Etos kerja dan disiplin. It's Germany. Saya cukup tau gimana etos kerja dan disiplin orang-orangnya.
Germany dan etos kerja + disiplinnya adalah poin yang satu paket.
Salah satu mata kuliah yang memberi big impact dalam hidup saya adalah Kapita Selekta Pemboran. Mata kuliah yang saya ambil selama satu semester, itu berkesan banget. Gimana gak berkesan, selama kuliah, okay, mungkin lima minggu pertama, hampir disetiap pertemuan yang dilangsungkan
dua kali dalam seminggu itu,nangis. Haha ini bukan pelajaran drama
ataupun sastra yang sedang mengupas tentang cinta, tapi..
Disini
sama sekali saya tidak bermaksud menjelekkan atau menganggap itu
negatif. Malah saya sangan bersyukur pernah mengambil mata kuliah ini.
Sangat berterima kasih. Sangat senang. Sangat berkesan. Di mata
kuliah ini,
diajar oleh seorang dosen muda yang menjadi panutan saya. Beliau tegas,
tapi asik. Cerdas dan kritis. Dan gaul. Dosen muda yang S1 nya di
perminyakan ITB, dan S2, S3 nya di German.
Disini seperti menjadi titik balik, atau, let say, pecutan buat saya, bahwa adalah penting itu kedisiplinan. Kerja keras. Etos kerja. Tidak menunda. Menghargai waktu.
Ini emang salah satu kuliah pilihan, jadi sebenernya tidak wajib. Buat anak minyak yang interest-nya
di dunia pemboran, rasanya kurang afdhol kalau ga ngambil mata kuliah
ini. Kuliahnya di(h)ajar langsung oleh sang dosen muda idola saya. Diawal-awal perkuliahan, saya yang biasa santai, pemalas,
tidak teliti dan kurang disiplin, 'kaget' dengan atmosfer kelas. Kelas tegang! Hahaha
Saat itu rasanya kuliah seperti 'uji nyali'. Setiap
kali pertemuan kami selalu membahas kasus - kasus yang terjadi di dunia
teknologi pemboran. Pemboran minyak ya. Bukan pemboran air sumur. Hehe..
Kami dijejali dengan tons of assignments yang deadlinenya unik; misalnya harus dikumpul via email pukul 02.00 am. Read that: nol-dua-nol-nol malam. Dan itu harus 02.00 exact. Lewat satu menit? Well,hmmm ;p Disini
kami belajar tepat waktu. Menghargai waktu bukan saja berarti kami
menghargai diri sendiri tapi juga berarti menghargai orang lain.
Ada
juga saat itu saya sedang tidak enak badan, lalu schedule kami hari itu
adalah presentasi kasus yang memang sebelumnya sudah dibagi
masing-masing. Saat itu beliau menunjuk saya untuk maju presentasi.
Kemudian karena ngerasa ga enak badan (sebenernya pusing doang sih) dan
takut hasilnya ga maksimal, saya bilang ke dosennya", maaf mas, saya
sedang tidak enak badan, jadi mungkin yang lain saja dulu yang maju.." Daaannn.. saya memperoleh
'wejangan' bahwa untuk menjadi orang sukses, no excuse, selagi ada
kesempatan, mencoba adalah wajib. Dengan segenap kemampuan yang ada.
Kalau pun hasilnya tidak maksimal, itu tidak masalah. Poin yang berharga
adalah our eager to try. Our comitment to fight. (translated and
edited)
Mendapat
wejangan seperti itu, saya seperti 'tersadarkan'. Dan diakhir kelas,
saya temui beliau dan mengucapkan terimakasih yang amat sangat.
Di hari lain, kami ditugaskan untuk membuat paper dengan standar international.
Ya. Paper-dengan-standar-international. Paginya dikelas, paper kita pun
dikumpul. Dicek satu persatu. Dan, you know, nasib paper kami adalah:
ada yang disisihkan disamping, melayang ke udara, dicorat-coret dalam bahasa Germany,
dsb. Sangat jauh dari kriteria international! Olala.. pait..pait...
Tapi apa? disitu kami belajar bahwa dalam menciptakan sesuatu, membuat
sesuatu, melakukan sesuatu, do the best. Give the best. Apabila
melakukan sesuatu, maka lakukanlah dengan sepenuhnya. Do excellence. Push
your self into the limit. No matter what it takes.
Di kelas,
sang dosen juga selalu menceritakan kami tentang betapa orang di luar
sana, terutama di Germany, disiplin. Bikin paper atau thesis, nyaris
sempurna. Kerja keras. Dan mental baja.
Yah. Overall. Walalupun kelasnya serasa uji nyali, adu lari. Tapi saya berterima kasih atas segala pengajaran dan pelajaran di dalamnya. Tentang mental yang harus kuat, apalagi di dunia pemboran, mental kuat adalah syarat utama.
Tentang disiplin. Kerja keras, kerja sempurna. Tentang harus siap sedia
di kondisi dan saat apapun. Tentang wawasan yang harus luas. Tentang
komitmen. Tentang profesionalitas.
Dan pelajaran itu akan tetap saya bawa, entah sampai kapan.
0 Kommentarer:
Post a Comment