Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

March 06, 2014

Trip to Cameron and Penang

Pas school kemaren, kami dapet libur sabtu-minggu,nah sama anak-anak kelas, kita pakai deh itu wiken buat jalan jalan.

Pertama ke Cameron High Land.

Ini semacam areal kebun teh gitu. Ya mirip mirip puncak atau lembang lah. Ada kebun bunga dan kebun strawberry juga. Kalau yang anak - anak Indo apalagi saya sih yang notabene sempet 4++ tahun di Bandung ya ndak aneh liat yang beginian. Tapi yang temen - temen dari luar kayak anak anak UK, Ukraine, Australia, dan India, pasa seneng gitu. Hahaha ini mah ga ada apa apa nya dibanding di Indonesia 8)


Tapi kalau soal kebersihan harus diakui Cameron ini lebih oke.


Nah weekend selanjutnya kita ke Penang.. Bela belain nyewa bus... dan bus nya super gede! Oversize buat rombongan kamu yang cuma ber-14. Tapi yaudah its okay.. Berangkaattt..

Perjalanan Ipoh - Penang kurang lebih 4 jam. Begitu melintasi gerbang perbatasan memasuki penang, agak mirip Bali sih.. Kemudian setelah benar2 masuk ke kota Penangnya, well..agakmirip Bandung. Seperti Ipoh, Penang juga dipenuhi oleh bangunan - bangunan tua, yang masih dimanfaatkan hingga saat ini. Sebagian besar dipakai jadi cafe,toko, hotel, kantor..

Penang cenderung panas karena memang posisinya yang didekat laut. Di Penang, kami nyobain naik kereta yang mendaki sampai puncak bukit, dan pastinya ke pantai :D

Sesampainya di puncak, disana kita bisa melihat seluruh kota Penang dari ketinggian. Salah satu destinasi favorit turis kalau ke kota ini.

Dari situ, kita lanjut ke pantai.. Pantainya ya seperti pantai pada umunya. Ada watersportnya juga. Tapi percayalah saya sudah seriiing banget bertemu pantai yang jauuhh lebih keren di Indonesia. Haha

Oiya, saat ke Penang kami nyewa semcam 'apartment' gitu. Kalau di Indo itu sejenis wisma gitu kali ya. Satu apartment diisi 5 orang. Waktu itu saya satu apartment sama Shindu, Srishti, Manasa, dan Prateek.

Yang kocak adalah malamnya kan anak - anak pada ke Bar. Saya (pastinya) ga ikut dan yaudah tidur aja,, capek juga abis maen di pantai. Terus paginya... pas bangunin si prateek, dia udah tergeletak aja tidur di lantai, bahkan kasurnya pun masih rapi mulus. Pas abis sarapan ditanya (in english, translated) ,"prateek, kenapa tadi pagi lo tidur di lantai?" "hah yang bener? ga ngerti lagi dah gue pusing banget semalem" wahahaha ngaco bener




Perintah Allah untuk Berlaku Lemah Lembut

Allah Ta’ala berfirman,
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. ” (QS. Al Hijr: 88)
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi mengatakan, “’Berendah dirilah’ yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan tawadhu’ (rendah diri).”1 Jadi sebenarnya ayat ini berlaku umum untuk setiap perkataan dan perbuatan, yaitu kita diperintahkan untuk berlaku lemah lembut. 

Ayat ini sama maknanya dengan firman Allah Ta’ala,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159). Yang dimaksud dengan bersikap keras di sini adalah bertutur kata kasar.2 Dengan sikap seperti ini malah membuat orang lain lari dari kita.

 
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Berlaku lemah lembut inilah akhlaq Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di mana beliau diutus dengan membawa akhlaq yang mulia ini.”3 


Keutamaan Bertutur Kata yang Baik

Pertama: Sebab Mendapatkan Ampunan dan Sebab Masuk Surga
 
Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمِلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga.” Beliau bersabda,
إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ
“Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.”4

Kedua: Mendapatkan Kamar yang Istimewa di Surga Kelak
 
‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.” Kemudian seorang Arab Badui bertanya, “Kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau pun bersabda,
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa dan rajin shalat malam karena Allah ketika manusia sedang terlelap tidur.”5

Ketiga: Bisa menggantikan Sedekah
 
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Tutur kata yang baik adalah sedekah.”6
Dari ‘Adi bin Hatim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik.”7
Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan tutur kata yang baik sebagai pengganti dari sedekah bagi yang tidak mampu untuk bersedekah.”8
 
Ibnu Baththol mengatakan, “Tutur kata yang baik adalah sesuatu yang dianjurkan dan termasuk amalan kebaikan yang utama. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam hadits ini) menjadikannya sebagaimana sedekah dengan harta. Antara tutur kata yang baik dan sedekah dengan harta memiliki keserupaan. Sedekah dengan harta dapat menyenangkan orang yang diberi sedekah. Sedangkan tutur kata yang baik juga akan menyenangkan mukmin lainnya dan menyenangkan hatinya. Dari sisi ini, keduanya memiliki kesamaan (yaitu sama-sama menyenangkan orang lain).”9

Keempat: Menyelematkan Seseorang dari Siksa Neraka
 
Dalilnya adalah hadits Adi bin Hatim di atas. Ibnu Baththol mengatakan, “Jika tutur kata yang baik dapat menyelamatkan dari siksa neraka, berarti sebaliknya, tutur kata yang kotor (jelek) dapat diancam dengan siksa neraka.”10

Kelima: Dapat Menghilangkan Permusuhan
 
Ibnu Baththol mengatakan, “Ketahuilah bahwa tutur kata yang baik dapat menghilangkan permusuhan dan dendam kesumat. Lihatlah firman Allah Ta’ala,
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat: 34-35). Menolak kejelekan di sini bisa dengan perkataan dan tingkah laku yang baik.”

Sahabat yg mulia, Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- mengatakan, “Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini.”
 
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.”12

From: Source