Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

December 06, 2013

Aku Aman Bagimu


Pagi ini egoku tergores.Kata - katanya.. "tergores". -__-"

Seperti pagi - pagi lainnya, setiap hari selalu diawali dengan toolbox meeting, toolbox meeting itu adalah meeting (yailah) semi-formal, yang dilakukan setelah senam pagi. Iya, senam. Tiap pagi kalau di tempat saya berkerja saat ini, selalu senam pagi. Asik ya. Nah abis senam pagi itulah dilanjut dengan toolbox meeting masing - masing department (kalau disini istilahnya PSL). 

Pagi ini memang banyak sekali yang dibicarakan. Akhirnya toolboox yang biasanya pukul setengah 8 sudah selsai, ini jadi molor hingga pukul 8. Bukan, bukan masalah jadi lama, saya mah kalau meeting sampai pagi pun udah biasa, waktu di himpunan. Heheheu.. 

Malahnya adalah, kojo (restaurant) untuk waktu sarapan tutup pukul 8 pagi.

Yang terkadang sebelum pukul 8 udah tutup kalau makanannya cepat habis :") 

Akhirnya pukul 8 itu saya ke kojo, dan benar, habis. Suddenly hatiku hancur... nangis aja dong. Hahaha..

Saya sudah biasa menghadapi kehidupan sepahit apapun. Dan insyaAllah tidak semudah itu untuk nangis, tetapi mungkin tidak untuk satu kata, yaitu 'lapar'. Sebenarnya 3 tahun terakhir ini saya merasa jauhh menjadi orang yang lebih kalem dan tenang.

Kalau udah laper tuh bawaannya pengen nangiisss aja. Iya, ego saya cuma dipatok dari kata lapar. :p

Karena saya yang udah lapar dan makanan habis, ego pun tergores. Byaarr... Nangis! Dan sedikit meledak ke orang di sebelah. :p

Sepanjang jalan pulang dari resto menuju kantor, saya mikir, kok ya gara-gara gak sarapan aja nangis, dan marahin orang.. itu gak banget.

Seolah teringatkan, tempo hari saya pernah terkena sambaran ledakan orang, dan itu GAK ENAK. Sangat tidak enak. Berinteraksi dengan orang yang meledak itu tidak enak.

Berbicara pada diri sendiri, "lo inget kan tha, orang yang meledak itu sangat tidak mengenakkan', 'inget kan saat lo terkena ledakan orang? gimana? enak? jadi ga nyaman kan bicara sama dia? makanya kalau udah tau bahwa orang yang meledak itu mengerikan, JANGAN PERNAH LAKUKAN,THA!"

Deggg

Bener.

Dan saya menyesal. Saya marah pada diri sendiri. Saya malu pada semesta.

Dalam Islam, karena yang saya tau cuma ajaran Islam, seharusnya seorang muslim itu adalah seorang yang membuat orang lain merasa aman berada di dekatnya.

Aman dari ucapannya.

Aman dari sikapnya.

Aman dari fikirannya.

Membuat orang lain yang disekitarnya merasa nyaman.

Kalau kata Aa' Gym, prinsip seorang muslim sejati adalah 3 A:

Aku aman bagimu.
Aku menyenangkan bagimu.
Aku bermanfaat bagimu.

Dan hari ini, saya kembali belajar, membuka catatan lama tantang akhlak.

Semoga kita bisa menjadi muslim sejati. Yang memberi kesejukan kepada orang - orang disekitar kita. :;)

December 05, 2013

December 04, 2013

ITB (kali ini dari sudut FSRD)



gambarnya dari sini


Sebuah Tulisan Oleh Pandji Pragiwaksono, di 'NASIONAL.IS.ME'

Kuliah merupakan pengalaman yang terpenting saya karena untuk pertama kalinya, saya hidup terpisah dari orang tua.
Saya hidup sendiri. Belajar hidup mandiri.

Dari pertama kali saya menginjakkan kaki di Bandung saya sudah cinta dengan kota ini.

Dingin!

Tahun 1997 sih masih dingin.. bahkan pagi pagi masih ada kabut yang begitu tebal sehingga gedung SABUGA hilang ditelan kabut.

SABUGA adalah singkatan dari Sasana Budaya Ganesha.

Sebuah kompleks fasilitas paling megah yang pernah saya lihat hingga pada saat itu.

Ada lapangan sepakbola yang begitu hijau dikelilingin lintasan lari, kolam renang dengan papan lompat
indah, sejumlah lapangan tenis, sejumlah lapangan basket, dan sebuah gedung megah multiguna.

Dari proses wisuda mahasiswa sampai konser musik dihelat di sana.

Saya ingat waktu pertama kali saya lihat kompleks itu.

Supir saya masih Pak Wito, bersama dengan Ibu saya kami ke Bandung.

Ketika melintasi jalan mata saya tiba-tiba terbelalak melihat kompleks itu yang posisinya lebih rendah dari jalan seperti di bawah lembah.

Saya minta mobil untuk berhenti sebentar di lahan parkiran.

Kami kemudian turun.

Saya berjalan ke ujung bukit dan melihat ke lembah di bawahnya.. menatap fasilitas olahraga yang ada.

Dalam hati saya "Suatu hari gue akan masuk tim basket ITB dan bermain di lapangan itu"
(kelak saya tahu bahwa lapangan itu bisa dipakai umum dan bahkan lapangannya licin karena salah menggunakan jenis cat )

Supir saya bertanya kepada Ibu saya dengan pelan tapi saya tetap mendengar,
"Bu, kalau Mas Pandji nggak masuk ITB gimana jadinya?"
Saya tidak mendengar jawaban ibu saya tapi saya tidak peduli... Saya sedang berangan-angan. Sedang bermimpi.

Pada akhirnya saya masuk tim basket ITB walau kami tidak juara apa-apa selama saya di sana.

Kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) memberikan sebuah pengalaman baru untuk saya.

ITB betul-betul melting pot.

Dari Sabang sampai Merauke , perwakilan pemuda dan pemudinya ada di sana.

Teman-teman saya beragam suku dan keturunan, dari Irto (Irja Toba, teman saya bermain basket dari Papua yang sangat, sangat lucu) sampai Icut (nama aslinya Cut siapaaa gitu, saya lupa) teman perempuan saya dari Aceh yang selalu kelihatan sibuk dengan segala aktivitasnya.

ITB punya kebanggaan semu yang agak aneh tapi menarik.

Lingkungan dan penilaian sekitar membuat mahasiswa ITB merasa seperti anak-anak terbaik bangsa, isinya mahasiswa pintar yang HARUS punya kepedulian terhadap masyarakat sekitar.

Dari ospek baik ospek gabungan ataupun ospek fakultas dan jurusan kami mendapatkan kesan itu.

Sejujurnya, menurut saya anak ITB tidak lebih cerdas daripada anak-anak di kampus yang lain.

Sama saja.

Perbedaannya mungkin memang ada, tapi lebih kepada fasilitasnya.

Itupun sebenarnya juga sangat relatif, apalagi kalau dibandingkan dengan fasilitas di UPH (Universitas Pelita Harapan) misalnya.

ITB itu yang bagus brandingnya
 
Toh dari dulu saya meyakini ‘
Hard work beats talent, when talent doesn’t work hard’ .

Jadi memang jatuhnya kepada usaha kita masing-masing.

Yang juga menguntungkan dari ITB adalah bahwa beasiswanya teramat sangat banyak.

Saya saja kaget.

Seperti yang sempat saya tulis di atas, begitu banyaknya beasiswa sehingga yang relatif mampu pun bisa dapat.

ITB pun pada jaman saya tidak terhindar dari tawuran antar jurusan.

Kala itu, gara-gara sudah dikondisikan Gonzaga, saya merasa tawuran itu sudah gak jaman dan absurd.

Tapi di fakultas saya, tawuran justru sebuah hiburan.

Kami tidak pernah benar-benar membenci. Kami hanya senang dengan seru-serunya.

Kalau ada tawuran, teman-teman di FSRD sering terjun ke "kancah perang" dengan kostum!

Mukanya benar-benar terlihat garang... tapi pakai kuping-kupingan kelinci!?

Ada lagi yang kalau tawuran kerjanya lari-larian di antara orang yang tawuran tapi sama sekali tidak memukul dan (di sini seninya) sama sekali tidak kena pukul.

Jadi hanya lari-larian saja di antara orang orang yang ramai tawuran.

Saya sama sekali tidak pernah ikutan tawuran.

Saya masuk ke rombongan lapis III.

Hehehe


Di FSRD ada 3 lapisan kalau mau tawuran.

Lapisan pertama yang paling depan dan sok-sok
ngajak berantem.

Lapisan kedua adalah yang sok-sok menahan.

Lapisan ketiga adalah yang ketawa-ketawa sambil nonton adegan lucu itu.

Fakultas saya memang rada aneh.

Kami sering mengumpamakan gedung FSRD sebagai Desa Galia di tengah-tengah jajahan romawi.
Desa riuh ramai yang kadang suka berantem dengan sesamanya tapi kalau ada serangan dari luar kami bersatu dengan begitu kuatnya.

Ospek saya tidak seperti ospek yang lain.

Ospek kami lucu.

Saya dengan suka rela ikut serta karena saya senang.

Saya sering dihukum karena kebanyakan ketawa.

Hukumannya, dibikin ketawa oleh senior.

Lalu kalau saya ketawa lagi, saya dihukum lagi dengan cara yang sama: dibikin ketawa.

Intinya, senior-senior saya senang "tampil".

Anak baru dijadikan penonton karya-karya mereka yang memang saya akui sangat menghibur.

Ospeknya selalu bertema. Selalu lucu. Selalu niat.

Tidak hanya sekedar teriak-teriakan dan bentak-bentakkan. Ada sih kadang kadang, tapi bagi saya sih masih biasa.

FSRD adalah kampus dengan semangat berkesenian yang tinggi.

Dan seniman bukanlah seniman kalau tidak berkarya.

Maka berkarya sangatlah dianjurkan dan didukung di fakultas kami.

Situasi kampusnya dikondisikan agar enak berkarya.

Dengan karya karya kami, maka kampus selalu ramai. Selalu ada acara. Selalu ada kelucuan dan pada akhirnya, selalu ada kisah menarik dan indah untuk diceritakan dan dikenang.

Acaranyapun dinilai dengan sangat demokratis. Kalau acaranya bagus, ramai. Kalau jelek, sepi.

Sudah. Itu saja tolok ukurnya.

Tapi kesederhanaan penilaian itu tidak menyurutkan semangat setiap individu kami untuk berkarya

Terlalu banyak acara acara dan karya teman-teman selama kuliah yang bisa saya ceritakan.

Tidak akan muat masuk buku ini dan juga takutnya akan melenceng.

Intinya adalah, FSRD-lah yang meyakinkan saya bahwa saya bisa dan harus berkarya.

Kami datang dari universitas negeri dengan segala keterbatasan dana.

Tapi dari kuliahpun kami diajarkan untuk melabrak keterbatasan itu.

Uang akan selalu jadi masalah, kalau kita biarkan menjadi masalah, maka uang akan memasung kreativitas kami.

Maka kami selalu mencari jalan lain.

Jalan yang lebih keras, tapi pantas untuk kami ambil.

Gara-gara kampus inilah saya pertama kali belajar menebang pohon bambu dan menggotong bambu dari hutan ke kota demi membawa bahan baku yang kami gunakan untuk membangun sebuah perupaan acara.

Saya kuliah 4.5 tahun dan betapapun saya banyak sedih dan kesal di kampus ini, hari ini kalau saya ingat, saya selalu bahagia masuk kampus tersebut.

  --

Aku , yang terlalu jatuh cinta pada kampus ini.

December 01, 2013

Online Booking Tiket Kereta Api


Itu judulnya udah kayak keyword google. hehehe

Asli saya semakin salut dengan PT.KAI.
Saya sudah pernah menyatakan hal ini dalam beberapa postingan saya sebelumnya. Bahwa PT.KAI secara pelayanan sudah sangat berbenah. Dari hal yang paling fundamental, yaitu waktu keberangkatan dan kedatangan, dan kebersihan, yang menurut saya sudah baik sekali.
Selama pengalaman saya bertransportasi dengan si ular besi ini, hampir belum pernah saya mengalami keterlambatan baik keterlambatan saat berangkat maupun terlambat untuk kedatangan. Selain itu, dari kebersihan pun sudah sangat terjaga. Gerbong yang rapi dan bersih, diberi kain penutup kursi, petugas cleaning service yang sigap membersihkan, hingga toilet yang selalu mempunyai persediaan air yang cukup. Bagus.. Bagus..
Nah dari sekian kali pengalaman ber-kereta-api saya, semuanya beli tiket di stasiun. Tapi kali ini, berhubung saya yang sudah harus mencari nafkah di luar jawa, dengan schedule kerja yang on – off, jadinya harus terbiasa merencanakan perjalanan dari jauh hari, alias saat masih ON, agar ketika sudah OFF, langsung berangkat.
Kali ini berhubung alhamdulillah Allah maha baik ngasih tiket murah ke saya buat ke yogya, mengunjungi adik saya yang satu lagi yang saat ini sedang kuliah disana. Pulangnya saya pengen naik kereta, setelah browsing sana sini, akhirnya disimpulkan bahwa yaudah beli tiket keretanya online aja ah.
Then I did…
Buka www.kereta-api.co.id, daannn ternyata tampilannya udah rapi banget, gak kalah sama web –webnya pesawat komersial. Tinggal masukin stasiun keberangkatan mau dari mana, stasiun kedatangannya mau dimana, tanggal berapa berangkatnya, tiketnya buat berapa orang. Terus isi data, transfer, daann….taraaaa… jadi deh! :D



Gampang bangeettttt :D
 

Jadi setelah kita melakukan pembayaran (bisa transfer, bisa yang lain juga, gak hafal euy, ada kok penjelasannya di web nya), setelah itu nanti kita dikirimin bukti pembayarannya dalam bentuk PDF ke email kita, nah dari sini ntar tuh pdf kita print terus langsung aja tuker sama tiket aslinya di stasiun pas mau berangkat. Gak perlu takut kehabisan tiket dan dapet tempat duduk random karena tempat duduknya pun bisa pilih sendiri di web nya. Asik kaann.. :D
Well.. Sampai disini cukup salut lah sama PT.KAI.
Yuk terus kita doakan agar BUMN kita, bangsa, negara ini, bisa terus berbenah, berbenah, dan berbenah. Stop menghina negara sendiri. Stop mengeluhkan negara sendiri. Kalau bukan kita yang mengubah, -atau sekurang-kurangnya- mendukung dan mendoakan yang terbaik, siapa lagi?

ps: akhir - akhir ini lumayan sering ngepost blog dari tempat kerja, bukan karena blogger disini udah normal, tapi memang perlu diakalin sedikit biar bisa. hihi