Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

May 22, 2014

Confession of Random Girl (iya. Girl :D )


Pas lagi kepikiran buat nulis sesuatu, mager buka blogger.

Pas lagi pengen nulis sesuatu dan udah buka blogger, ga tau mau ngepost apa.

Ada yang sama kayak gue gak? hah? halooohhh.. Ga ada ya? Oke....

Hidup petroleum! #loh




May 13, 2014

Fair

Semakin mendekati pemilihan presiden, semakin banyak opini – opini public, ataupun kabar burung yang beredar di berbagai media, tentang calon A, calon B, calon C, dan seterusnya. Mulai dari kabar lucu, sampai kabar yang aneh. Dan yang terakhir saya baca adalah artikel tentang status orangtua/keluarga salah satu calon presiden.
Sebut saja namanya Budi (bukan nama sebenarnya), nah di artikel itu disebutkan bahwa orangtua si budi beragama ‘x’ lah, ayahnya gak jelas lah, bahkan yang lucu, dan dibahas, ibunya si capres Budi yang gak mau nyebutin siapa ayahnya si Budi. Dan karena serentetan itu, maka si Budi tidak layak untuk dipilih jadi presiden. Loh.
Terlepas dari isu agama, yang saya highlight disini adalah, betapa tidak bijaksananya kita apabila hanya karena orangtuanya yang tidak jelas, orangtuanya yang buruk, lalu dengan serta merta mendiskreditkan seseorang, mem-vonis seseorang tidak baik, tidak capable, dan sebagainya. Bukan, saya bukan pendukung si capres Budi kok, yang saya bicarakan saat ini sudah diluar gossip tentang capres tersebut.
Kadang, ada orang, mungkin, tidak seberuntung yang lain, memiliki orangtua yang –dianggap- kurang baik. Ada orang yang tidak seberuntung yang lain, tidak jelas orang tuanya. Ada orang yang terlahir dari orangtua yang minim pendidikan. Ada orang yang lahir dari orangtua yang harus berpisah sejak ia kecil. Ada orang yang terlahir dari orangtua yang tidak saling mengakui satu sama lain. Ada orang yang lahir dari orangtua yang tidak menginginkan dia. Ada orang yang tidak seberuntung yang lain, yang bahkan ia tidak pernah mengenal siapa orangtuanya. Lantas, apakah kita bisa serta merta mem-vonis seseorang tersebut tidak baik? Tidak capable? Tidak berkualitas?
Apakah ia pernah meminta untuk terlahir dari orangtua yang seperti itu? Rasanya tidak. Tidak ada anak yang ‘request’ untuk lahir di tengah orangtua yang seperti apa.
Belajarlah untuk lebih fair dalam menilai seseorang. Kenali seseorang dari diri dan kapasitas orang itu sendiri. Don’t judge people unless you stand right on their shoes.

May 03, 2014

Terbaik

Bagaimana mungkin melakukan apa yang tidak diajarkan agama, bisa membuat bahagia?

Jalan terbaik adalah mengikuti apa yang Allah perintahkan. Karena ketenangan  murni yang berasal dari cinta Allah, tidak akan datang dari hal - hal yang diluar ajaranNya.

April 23, 2014

Silent Thanks

Akhirnya tiba masa..

Dimana nafas terasa lega..

Lega bukan karena menang, sebab menang tak selamanya jawaban.

Lega justru karena menyerah,

kalah.

Menyerah bahwa ada kekuatan sang Maha yang kuasa atas segala.

Menyerah.

Tiada guna menerka nerka.

Tak perlu repot ambil alih bagian Tuhan. Karena toh tak akan bisa.

Menyerah.

Lakukan bagian kita. Dan biarkan DIA melakukan bagianNYA.

Dan saat ini aku bahagia.

Sangat bahagia.

Ada hangat dalam hati.

Cemas sirna.

Ada

Ada lho, orang disini yang menyebut nama kamu dalam tiap doanya..

Ada lho, orang disini yang mendoakan kamu diam-diam..

Kamu ga perlu tau.. gapapa kalau ga tau..

Ada yang mendoakan kamu agar kamu menjadi orang baik.. Ada..

Ada yang tiap tengadah tangannya meminta agar kamu dicahayai.. Ada...

Udah, ga perlu tau..

Dia pun ga tau kamu disana bagaimana. Doanya udah sampai kesana apa belum, dia gak tau, dan mungkin juga gak perlu tau.

Apa efek atas doanya saat ini terhadap kamu, dia ga tau, dan gak perlu tau.

Bahkan kenapa dia mendoakan kamu pun dia tak tau.

Dia cuma berdoa. Dia cuma ingin mendapat kabar kalau kamu menjadi orang baik. Menjadi orang yang dekat dengan Tuhan. Itu saja.

Iya, ada...