Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

July 15, 2011

Wow Palembang! Si Keren Jembatan AMPERA.



Abis dari Yogyakarta , minggu depannya langsung tancap ke Palembang. Sumatera Selatan (eh iya, cerita tentang Yogya-nya dalam bentuk bagian aja yaa.. sekarang cerita ini dulu..takut lupa :D ). Kebetulan lagi ada suatu keperluan dan harus kesana. Alhamdulillah dikasih kesempatan buat mengunjungi kotanya Wong Kito Galo ini. Ya.. namanya juga Sumatera, Palembang panaassss! Tapi ga bakal mengurangi ketertarikan kita buat ngubek-ngubek kotanya kok :)

Okay, cerita dimulai dari Jembatan Ampera, icon kota. Waktu pertama kali liat, yang terfikir adalah "wuisss..ini toh ampera, kereeenn".

Jembatan dengan panjang satu-kilometer-lebih ini berdiri kokoh membelah sungai Musi. Tepat berada di jantung kota. Kalau dari sejarah yang saya baca sih, jembatan ini udah direncanakan untuk dibangun sejak zaman penjajahan Belanda, dan baru terealisasi pada masa kepresidenan Ir.Soekarno.

Kenapa dinamakan AMPERA ? Awalnya saya sempat mikir "apa ada hubungannya dengan nama rumah makan ya...? " hahaha


Ternyata, selidik punya selidik, nama AMPERA merupakan singkatan dari AManat PEnderitaan RAkyat. Karena memang, untuk pembangunan jembatan ini, lagi - lagi yang saya baca, diambil dari uang rampasan perang jepang. hmm ya iyalah penderitaan rakyat kalo gituu.

Pada bagian tengah dari jembatan ini, dahulunya bisa terangkat loh.. Maksudnya untuk memungkinkan kapal - kapal besar pada masa itu agar dapat melintas. Jadi, memang di bagian tengah jembatan ini tuh terpisah, membentuk semacam potongan, dan potongan dari jembatan yang ditahan oleh dua tiang penyangga besar inilah yang kemudian terangkat ketika ada kapal besar yang melintas. Di bagian atas dari kedua tiang penyangga besar ini , masing - masingnya terdapat ruang kecil, kalo dilihat, sepertinya di dalam ruang ini dahulu diletakkan peralatan mekanik yang bertugas mengangkat dan menurunkan bagian tengah jembatan.

Di kiri dan kanan dari tiang besar itu, terdapat 'lampu merah' kuno yang menghadap ke jalan. mengapa saya bilang kuno? karena ya memang modelnya kuno. lampu merahnya pake semacam 'topi' yang berukuran agak lebih panjang kalau dibandingkan dengan lampu merah jaman sekarang, sekitar 30 cm kira-kira.

Hmmm.. sepertinya dahulu berfungsi sebagai rambu- rambu yang memberi tahu pengguna jembatan bahwa "Dilarang lewat. Jembatan lagi diangkat." Daannnnn.. kalau kita lihat lagi secara detail ke bagian bawah jembatan, tapi hati - hati ya ngeliatnya, takut malah kebalik, di sana juga terdapat lampu merah kuno, yang menghadap ke arah sungai. Lagi - lagi menurut saya, kalau yang itu fungsinya untuk memberi tahu pengendara kapal " Dilarang melintas. Jembatan belum/sedang diangkat. Tunggu yaa..." Begitulah kira-kira. :D

Zaman dulu aja teknologinya udah keren.. Detail pula. Sampe jalur buat kapal pun di beri rambu-rambu.
Namun saat ini, Si Keren Jembatan AMPERA sudah tidak dapat menampilkan 'aksi'  menaik - turunkan bagian tengahnya , karena pertimbangan pengguna jembatan yang semakin banyak, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu arus lalu lintas di atas jembatan, dan juga mempertimbangkan usia jembatan ini sendiri. Biar awet gituuu

Nah, kalau sekarang, di areal sekitar jembatan ini dibangun taman buat masyarakat,serta di tubuh jembatan itu dihiasi lampu warna warni sehingga mulai dari sore hingga malam hari, rame banget para pelancong baik warga pribumi sampai turis asing yang ikut serta menikmati senja dan malam sambil memandangi keindahan AMPERA.

Banyak hal yang bisa dilakukan di areal ini, mulai dari mencoba jajanan asli Palembang seperti empek-empek dan tekwan, makan berbagai jenis mie, beli mainan mungkin, minum jamu, cobain makan di rumah makan terapung, memancing di sungai Musi, nantangin makelar catur yang kalau kita berhasil menang bisa dapet hadiah uang atau hp, bahkan penjual handphone-beneran yang barang dagangannya dijejerin di tikar doang pun juga banyak!

Si Keren Jembatan AMPERA. Yuk, mari, Kita, sebagai warga negara yang cinta negeri, menjaga harta berharga ini dengan tidak mencorat-coret, tidak mengotori, apalagi mengambil bagian-bagiannya. 

Bangga kan Indonesia punya.. :))

0 Kommentarer: