Artha Ratu Nauli

An over-thinker. Adventurer.
Graduated as Petroleum engineer.
Super random person you'll ever meet.

July 19, 2011

My dearest man in the world: However You Are, I'll Always Love You.

Sosok yang teguh. Setia dalam diam.
Apapun keadaan yang terjadi, ia akan tetap ada. membersamai istri dan terutama anak-anaknya.
Teguh berjuang. membanting tulang, seutuhnya demi keluarga. Jujur. Bijak. Santun.
Mencintai dengan dalam.
Dalam hening wajahnya yang coklat.
Dalam wajahnya yang acapkali tanpa ekspresi.
Orang yang paling menenangkan ketika anaknya menangis hanya karena saat itu tidak rangking 1 dikelas, dan paling bangga ketika anaknya berhasil seraya terus dengan lantang berkata,"ini anak saya!".
Menceritakanmu kepada teman-temannya. Begitu bangga padamu.
Begitu bersemangat membelikan sepeda dan mengajak olahraga.
Yang paling bersemangat membelikan perlengkapan ketika kamu berkata bahwa kamu akan ikut berkemah.
Yang tidak pernah benar-benar bisa menunjukkan perasaannya,sekalipun ia sedang merasa cemas atau bersedih hati. Bukan tak ingin. Tapi benar tidak bisa.
Di hadapan keluarga, ia seolah makhluk tanpa emosi -tidak mengenal kesedihan- padahal tidak. Sama sekali tidak.
 
hey,lupakah kamu bahwa ia tetap manusia biasa? 

Ia juga sedih. Ia juga merasakan kecemasanmu. Ia juga rindu. 
Tapi pernahkah ia katakan padamu?
Saat berpergian jauh, pernahkah kamu sadari bahwa oleh-oleh selalu yang dibawanya menandakan bahwa yang selalu ia ingat adalah kamu.
Sosok yang begitu lahap makan dikala kamu turut duduk menemani di meja makan sekalipun dengan rambut kusut bangun tidur.
Dan yang setiap pulang selalu membawakan untukmu makanan kesukaanmu.
Bahkan bahagianya,pernahkah ia katakan padamu? ia hanya tersenyum simpul. Sedikit sekali.
Namun tahukah kamu betapa besar hatinya?
Saat mendengarmu menangis, tahukah kamu bahwa sesungguhnya ia manusia yang paling panik saat itu.
Akan tetapi lagi-lagi ia tidak tau bagaimana mengekspresikannya, yang pada akhirnya malah kamu salah menangkap maksud kata-katanya.
Pernahkah kamu bertanya-tanya, dengan siapa dia berbagi? Selama ini ia selalu diam. Sesekali tersenyum bijak. Senyum andalannya. Karena memang ia hanya punya sedikit sekali koleksi senyuman.

Hey masih ingatkah kamu bahwa dia juga manusia biasa?

Dia. Dengan segala kekurangannya.
Dia yang telah terbiasa memendam perasaannya.
Dan sekarang,sadarkah kamu,
mungkin saat ini,saat kamu jauh dari pandangannya, atau saat ia akan tidur, ia meneteskan air mata.
Merindukanmu.

Adakah kamu tau?








*lagi melankolis malem-malem kangen ayahanda tercinta.

0 Kommentarer: